Kamis, 11 Februari 2010

Keanekaragaman bahasa mempengaruhi daya kretivitas anak


          Menurut buku J.W Santrock, Bahasa adalah bentuk komunikasi lisan tertulis atau tanda yang didasarkan pada pengertian symbol. Ahli bahasa terkenal Noam Chomsky mengatakan  bahwa  manusia cenderung mempelajari  bahasa pada waktu tertentu dengan cara yang tertentu. Bukti paling logis adalah pada anak-anak. Anak jelas tidak belajar secara terpisah dari lingkungannya,perkembangan bahasa mereka  tak hanya dipengaruhi oleh faktor biologis saja atau factor sosial saja.
              Contohnya saja pada kasus yang dialami oleh adik dari teman saya disaat dia pindah dari kota asalnya ke kota metropolitan Jakarta.Urbanisasi dari daerah ke kota besar untuk sebagian orang tidak menimbulkan masalah, terutama bagi orang dewasa. Karena orang dewasa bisa dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya . Namun bagi anak-anak perbedaan bahasa yang mereka gunakan  jelas mempengaruhi daya kreativitasnya.
             Untuk anak-anak, mereka akan sulit bersosialisasi jika hanya menguasai bahasa daerah mereka saja..Itu lah yang dialami oleh adik teman saya yang bernama Harri. Perpindahanya dari daerah Pasaman ke Jakarta dikarenakan orang tuanya mengalami pindah tugas
             Di kota barunya Harri dimasukkan ke sekolah dasar yang lumayan ternama di Jakarta. Dia bisamemasuki salah satu sekolah favorit tersebut karena dia mempunyai nilai yang cukup memuaskan dan menjadi juara kelas di sekolah sebelumnya.
             Pada awal sekolah bapak dan ibu nya tidak mengangggap ada masalah pada diri Harri dengan kekurang mampuan dia untuk menggunakan bahasa Indonesia, setelah masuk sekolah selama 1 semester Harri menunjukan adanya kesulitan.Hal ini terlihat dari nilai hasil akhir ulangan sekolahnya.
             Yang menjadi kendala mengapa Harri tidak bisa berprestasi seperti teman-teman lainnya dan ternyata di kelas dia  juga kurang aktif, setelah diamati hal ini disebabkan oleh kurang menguasainya Harri akan bahasa Indonesia, padahal di dalam kelasnya bahasa  pengantar sehari-hari adalah bahasa Indonesia.
             Kasus Harri adalah sebagian contoh kasus kurang menguasainya anak dalam berbahasa yang berpengaruh pada akademik dan sosialnya,  , karena kunci utama seorang anak dalam belajar adalah bahasa Indonesia  katakanlah kalau anak tersebut tinggal di Indonesia, yang bahasa pengantar di kelasnya dalam pembelajaran adalah bahasa Indonesia.
            Menurut vygotsky peran bahasa adalah bahasa memainkan peranan kuat dalam bentuk pemikiran.Sedangkan menurut piaget peranan bahasa adalah kognisi utama mengatur adalah bahasa itu sendiri.
              Nah untuk mengatasi kasus yang dimiliki oleh Harri saya mengakaitkannya dengan penerapan teori piagget tentang pendidikan anak
        1. Gunakanlah pendekatan konstruksivitis.Senada dengan pandangan aliran konstruksivitas , piaget menekankan bahwa anak-anak akan belajar lebih baik jika mereka aktif dan mencari solusi sendiri. Piaget menentang metode yang memperlakukan anak sebagai penerima pasif. Implikasi pendidikan dari pandangan piaget adalah bahwa semua untuk semua mata pelajaran, murid lebih baik diajari untuk membuat penemuan , memikirkannya, dan mendiskusikannya, bukan dengan menyalin apa-apa yang dikatakan dan dilakukan oleh gurunya
         2. Fasilitasi mereka untuk belajar
Guru yang efektif harus merancang situasi yang membuat murid bertindak (learning by doing). Situasi seperti ini akan meningkatkan murid untuk memikirkan penemuan baru
        3. Pertimbangkan pengetahuan dan tingkat pemikiran anak
Gurun  harus menginterpretasikan apa yang dikatakan murid dan merespon dengan memberikan wacana yang sesuai dengan tingkat pemikiran murid
        4. Gunakan penilaian terus menerus

        5. Tingkatkan kemampuan intelektual murid
Anak tidak boleh didesak dan ditekan untuk berprestasi terlalu banyak  di awal perkembangan mereka sebelum mereka siap.ini adlah cara yang terlalu terburu-buru untuk meningkatkan kemampuan intelektual, menggunakan pembelajaran pasif, dan karenanya tidak akan berhasil


6.  Jadikan ruang kelas menjadi ruang explorasi dan penemuan.

referensi : 
http://en.wikipedia.org/wiki/Noam_Chomsky
http://www.learningandteaching.info/learning/piaget.htm
 http://bbs.utdallas.edu/staff_faculty/faculty/santrock.html
http://tip.psychology.org/vygotsky.html

Santrock, J.W (2009) . psikologi pendidikan (edisi 3) . Jakarta: Salemba Humanika
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi . Bandung : CV Alfabeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar