Selasa, 25 Mei 2010
Kamis, 11 Maret 2010
my real life (tugas individu3)
Bis millahirrahmanirrahim
Pertama mendengarkan tugas individu tentang psikologi pendidikan, saya merasa kebingungan untuk menentukan topic dan artikel tentang apa yang akan saya postingkan di blog saya. Saya merasa tugas ketiga ini lumayan membinggungkan karena disini dbutuh kreativitas kita sendiri sebagai mahasiswa, tidak seperti tugas- tugas sebelumnya yang di tentukan topiknya.
Setelah memikirkan beberapa hal dan bertanya- tanya kepada teman seperjuangan saya, akhirnya saya memutuskan untuk bercerita tentang diri saya sendiri. Awalnya saya merasa ragu akan hal ini, tapi saya berfikir apa salahnya kalau kita mencoba share dengan orang lain tentang diri kita sendiri
Baiklah, saya akan memulai bercerita tentang nama saya yang diberikan oleh orang tua saya yaitu vina yuliana. Saya tidak tau kenapa orang tua saya memilih nama itu dan arti yang terkandung dari nama itu, mungkin hanya nama belakang saya lah yang mempunyai maknanya yaitu saya lahir di bulan juli.
Saya adalah anak bungsu dari 5 bersaudara, mempunyai 3 orang kakak laki2 dan satu orang kakak perempuan. Perbedaan antara saya dan anak pertama cukup jauh, kami berbeda 12tahun. Sehingga saat ini saya telah mempunyai 4orang keponakan dari 2orang kakak saya.
Saya dilahirkan dikeluarga yang berdarah asli minang, dan kami dari kecil tinggal di lingkungan minang juga. Maka dari itu saya agak merasa canggung sewaktu pindah dan kuliah di daerah yang sama sekali saya tidak mengetahui budayanya. Tapi itulah yang dinamakan kehidupan, mungkin kalau seandaianya saya tidak pindah dan kuliah disini, saya akan kehilangan pengalaman yang begitu berharga.
“Anak bungsu adalah anak kesayangan” saya sering mendengar kata-kata itu dari sebagian teman-teman dan kerabat saya. Meskipun saya merasakan hal itu adalah benar, tapi kata-kata tersebut ada juga salahnya, mengapa demikian, dalam keluarga saya, bapak dan ibu kami memperlakukan kami bersaudara semua sama, baik itu anak bungsu, anak sulung, semua sama disayang. Tapi untungnya, anak bungsu dilahirkan dizaman yang lebih maju dari kakak-kakaknya. Kakak saya sering iri apabila saya dibelikan barang2 baru oleh mama saya, contohnya saja ketika saya dibelikan handphone sewaktu saya SMP. “kakak dulu sewaktu smp mana ada dibelikan handphone”, itu lah kata-kata yang keluar dari mulutnya ketika itu. Tapi itu kembali lagi ke konteks awalnya, sewaktu dia SMP, handphone belum ada, jadi dalam hal ini anak bungsu lebih sedikit beruntung dalam hal perkembangan zaman.
Dari lahir hingga saya SMA saya tidak pernah jauh dari orang tua. Tapi saya merasakannya sewaktu saya menjadi seorang mahasiswa sekarang. Ada suka dan dukanya, pertama kali disini saya merasa sangat kehilangan kehangatan keluarga. Tidak adanya seorang ibu yang sering marah-marah ketika anaknya lalai dalam hal ibadah, dan seorang ayah yang selalu menelfon saya ketika saya terlambat pulang kerumah, hal itu bernilai mahal bagi saya. Memang saya akui, remaja seumuran SMA tidak menyukainya, tapi alangkah kehilangannya apabila kehangatan kasih sayang itu sudah berkurang. Memang orang tua saya tetap mengingatkan saya sholat, dll, tapi rasanya tidak seperti dulu lagi.
Selama kuliah saya banyak mendapatkan pengalaman baru, pertama masuk fakultas psikologi adalah hal-hal yang paling mendebarkan bagi saya. Pertama kali mengikuti kegiatan orientasi di kampus adalah hal yang akan saya kenang sampai nanti. Meskipun saya orang yang tergolong baru di kota medan ini, tapi teman saya dengan baik hati bersedia membantu saya apabila saya mengalami kesulitan. Dan sampai saat ini saya mempunyai pengalaman- pengalaman menarik disini.
Dan itu lah yang dapat saya ceritakan disini. Semoga bermanfaat bagi teman-teman semua. Terima kasih
Pertama mendengarkan tugas individu tentang psikologi pendidikan, saya merasa kebingungan untuk menentukan topic dan artikel tentang apa yang akan saya postingkan di blog saya. Saya merasa tugas ketiga ini lumayan membinggungkan karena disini dbutuh kreativitas kita sendiri sebagai mahasiswa, tidak seperti tugas- tugas sebelumnya yang di tentukan topiknya.
Setelah memikirkan beberapa hal dan bertanya- tanya kepada teman seperjuangan saya, akhirnya saya memutuskan untuk bercerita tentang diri saya sendiri. Awalnya saya merasa ragu akan hal ini, tapi saya berfikir apa salahnya kalau kita mencoba share dengan orang lain tentang diri kita sendiri
Baiklah, saya akan memulai bercerita tentang nama saya yang diberikan oleh orang tua saya yaitu vina yuliana. Saya tidak tau kenapa orang tua saya memilih nama itu dan arti yang terkandung dari nama itu, mungkin hanya nama belakang saya lah yang mempunyai maknanya yaitu saya lahir di bulan juli.
Saya adalah anak bungsu dari 5 bersaudara, mempunyai 3 orang kakak laki2 dan satu orang kakak perempuan. Perbedaan antara saya dan anak pertama cukup jauh, kami berbeda 12tahun. Sehingga saat ini saya telah mempunyai 4orang keponakan dari 2orang kakak saya.
Saya dilahirkan dikeluarga yang berdarah asli minang, dan kami dari kecil tinggal di lingkungan minang juga. Maka dari itu saya agak merasa canggung sewaktu pindah dan kuliah di daerah yang sama sekali saya tidak mengetahui budayanya. Tapi itulah yang dinamakan kehidupan, mungkin kalau seandaianya saya tidak pindah dan kuliah disini, saya akan kehilangan pengalaman yang begitu berharga.
“Anak bungsu adalah anak kesayangan” saya sering mendengar kata-kata itu dari sebagian teman-teman dan kerabat saya. Meskipun saya merasakan hal itu adalah benar, tapi kata-kata tersebut ada juga salahnya, mengapa demikian, dalam keluarga saya, bapak dan ibu kami memperlakukan kami bersaudara semua sama, baik itu anak bungsu, anak sulung, semua sama disayang. Tapi untungnya, anak bungsu dilahirkan dizaman yang lebih maju dari kakak-kakaknya. Kakak saya sering iri apabila saya dibelikan barang2 baru oleh mama saya, contohnya saja ketika saya dibelikan handphone sewaktu saya SMP. “kakak dulu sewaktu smp mana ada dibelikan handphone”, itu lah kata-kata yang keluar dari mulutnya ketika itu. Tapi itu kembali lagi ke konteks awalnya, sewaktu dia SMP, handphone belum ada, jadi dalam hal ini anak bungsu lebih sedikit beruntung dalam hal perkembangan zaman.
Dari lahir hingga saya SMA saya tidak pernah jauh dari orang tua. Tapi saya merasakannya sewaktu saya menjadi seorang mahasiswa sekarang. Ada suka dan dukanya, pertama kali disini saya merasa sangat kehilangan kehangatan keluarga. Tidak adanya seorang ibu yang sering marah-marah ketika anaknya lalai dalam hal ibadah, dan seorang ayah yang selalu menelfon saya ketika saya terlambat pulang kerumah, hal itu bernilai mahal bagi saya. Memang saya akui, remaja seumuran SMA tidak menyukainya, tapi alangkah kehilangannya apabila kehangatan kasih sayang itu sudah berkurang. Memang orang tua saya tetap mengingatkan saya sholat, dll, tapi rasanya tidak seperti dulu lagi.
Selama kuliah saya banyak mendapatkan pengalaman baru, pertama masuk fakultas psikologi adalah hal-hal yang paling mendebarkan bagi saya. Pertama kali mengikuti kegiatan orientasi di kampus adalah hal yang akan saya kenang sampai nanti. Meskipun saya orang yang tergolong baru di kota medan ini, tapi teman saya dengan baik hati bersedia membantu saya apabila saya mengalami kesulitan. Dan sampai saat ini saya mempunyai pengalaman- pengalaman menarik disini.
Dan itu lah yang dapat saya ceritakan disini. Semoga bermanfaat bagi teman-teman semua. Terima kasih
my real life (tugas individu3)
Bis millahirrahmanirrahim
Pertama mendengarkan tugas individu tentang psikologi pendidikan, saya merasa kebingungan untuk menentukan topic dan artikel tentang apa yang akan saya postingkan di blog saya. Saya merasa tugas ketiga ini lumayan membinggungkan karena disini dbutuh kreativitas kita sendiri sebagai mahasiswa, tidak seperti tugas- tugas sebelumnya yang di tentukan topiknya.
Setelah memikirkan beberapa hal dan bertanya- tanya kepada teman seperjuangan saya, akhirnya saya memutuskan untuk bercerita tentang diri saya sendiri. Awalnya saya merasa ragu akan hal ini, tapi saya berfikir apa salahnya kalau kita mencoba share dengan orang lain tentang diri kita sendiri
Baiklah, saya akan memulai bercerita tentang nama saya yang diberikan oleh orang tua saya yaitu vina yuliana. Saya tidak tau kenapa orang tua saya memilih nama itu dan arti yang terkandung dari nama itu, mungkin hanya nama belakang saya lah yang mempunyai maknanya yaitu saya lahir di bulan juli.
Saya adalah anak bungsu dari 5 bersaudara, mempunyai 3 orang kakak laki2 dan satu orang kakak perempuan. Perbedaan antara saya dan anak pertama cukup jauh, kami berbeda 12tahun. Sehingga saat ini saya telah mempunyai 4orang keponakan dari 2orang kakak saya.
Saya dilahirkan dikeluarga yang berdarah asli minang, dan kami dari kecil tinggal di lingkungan minang juga. Maka dari itu saya agak merasa canggung sewaktu pindah dan kuliah di daerah yang sama sekali saya tidak mengetahui budayanya. Tapi itulah yang dinamakan kehidupan, mungkin kalau seandaianya saya tidak pindah dan kuliah disini, saya akan kehilangan pengalaman yang begitu berharga.
“Anak bungsu adalah anak kesayangan” saya sering mendengar kata-kata itu dari sebagian teman-teman dan kerabat saya. Meskipun saya merasakan hal itu adalah benar, tapi kata-kata tersebut ada juga salahnya, mengapa demikian, dalam keluarga saya, bapak dan ibu kami memperlakukan kami bersaudara semua sama, baik itu anak bungsu, anak sulung, semua sama disayang. Tapi untungnya, anak bungsu dilahirkan dizaman yang lebih maju dari kakak-kakaknya. Kakak saya sering iri apabila saya dibelikan barang2 baru oleh mama saya, contohnya saja ketika saya dibelikan handphone sewaktu saya SMP. “kakak dulu sewaktu smp mana ada dibelikan handphone”, itu lah kata-kata yang keluar dari mulutnya ketika itu. Tapi itu kembali lagi ke konteks awalnya, sewaktu dia SMP, handphone belum ada, jadi dalam hal ini anak bungsu lebih sedikit beruntung dalam hal perkembangan zaman.
Dari lahir hingga saya SMA saya tidak pernah jauh dari orang tua. Tapi saya merasakannya sewaktu saya menjadi seorang mahasiswa sekarang. Ada suka dan dukanya, pertama kali disini saya merasa sangat kehilangan kehangatan keluarga. Tidak adanya seorang ibu yang sering marah-marah ketika anaknya lalai dalam hal ibadah, dan seorang ayah yang selalu menelfon saya ketika saya terlambat pulang kerumah, hal itu bernilai mahal bagi saya. Memang saya akui, remaja seumuran SMA tidak menyukainya, tapi alangkah kehilangannya apabila kehangatan kasih sayang itu sudah berkurang. Memang orang tua saya tetap mengingatkan saya sholat, dll, tapi rasanya tidak seperti dulu lagi.
Selama kuliah saya banyak mendapatkan pengalaman baru, pertama masuk fakultas psikologi adalah hal-hal yang paling mendebarkan bagi saya. Pertama kali mengikuti kegiatan orientasi di kampus adalah hal yang akan saya kenang sampai nanti. Meskipun saya orang yang tergolong baru di kota medan ini, tapi teman saya dengan baik hati bersedia membantu saya apabila saya mengalami kesulitan. Dan sampai saat ini saya mempunyai pengalaman- pengalaman menarik disini.
Dan itu lah yang dapat saya ceritakan disini. Semoga bermanfaat bagi teman-teman semua. Terima kasih
Pertama mendengarkan tugas individu tentang psikologi pendidikan, saya merasa kebingungan untuk menentukan topic dan artikel tentang apa yang akan saya postingkan di blog saya. Saya merasa tugas ketiga ini lumayan membinggungkan karena disini dbutuh kreativitas kita sendiri sebagai mahasiswa, tidak seperti tugas- tugas sebelumnya yang di tentukan topiknya.
Setelah memikirkan beberapa hal dan bertanya- tanya kepada teman seperjuangan saya, akhirnya saya memutuskan untuk bercerita tentang diri saya sendiri. Awalnya saya merasa ragu akan hal ini, tapi saya berfikir apa salahnya kalau kita mencoba share dengan orang lain tentang diri kita sendiri
Baiklah, saya akan memulai bercerita tentang nama saya yang diberikan oleh orang tua saya yaitu vina yuliana. Saya tidak tau kenapa orang tua saya memilih nama itu dan arti yang terkandung dari nama itu, mungkin hanya nama belakang saya lah yang mempunyai maknanya yaitu saya lahir di bulan juli.
Saya adalah anak bungsu dari 5 bersaudara, mempunyai 3 orang kakak laki2 dan satu orang kakak perempuan. Perbedaan antara saya dan anak pertama cukup jauh, kami berbeda 12tahun. Sehingga saat ini saya telah mempunyai 4orang keponakan dari 2orang kakak saya.
Saya dilahirkan dikeluarga yang berdarah asli minang, dan kami dari kecil tinggal di lingkungan minang juga. Maka dari itu saya agak merasa canggung sewaktu pindah dan kuliah di daerah yang sama sekali saya tidak mengetahui budayanya. Tapi itulah yang dinamakan kehidupan, mungkin kalau seandaianya saya tidak pindah dan kuliah disini, saya akan kehilangan pengalaman yang begitu berharga.
“Anak bungsu adalah anak kesayangan” saya sering mendengar kata-kata itu dari sebagian teman-teman dan kerabat saya. Meskipun saya merasakan hal itu adalah benar, tapi kata-kata tersebut ada juga salahnya, mengapa demikian, dalam keluarga saya, bapak dan ibu kami memperlakukan kami bersaudara semua sama, baik itu anak bungsu, anak sulung, semua sama disayang. Tapi untungnya, anak bungsu dilahirkan dizaman yang lebih maju dari kakak-kakaknya. Kakak saya sering iri apabila saya dibelikan barang2 baru oleh mama saya, contohnya saja ketika saya dibelikan handphone sewaktu saya SMP. “kakak dulu sewaktu smp mana ada dibelikan handphone”, itu lah kata-kata yang keluar dari mulutnya ketika itu. Tapi itu kembali lagi ke konteks awalnya, sewaktu dia SMP, handphone belum ada, jadi dalam hal ini anak bungsu lebih sedikit beruntung dalam hal perkembangan zaman.
Dari lahir hingga saya SMA saya tidak pernah jauh dari orang tua. Tapi saya merasakannya sewaktu saya menjadi seorang mahasiswa sekarang. Ada suka dan dukanya, pertama kali disini saya merasa sangat kehilangan kehangatan keluarga. Tidak adanya seorang ibu yang sering marah-marah ketika anaknya lalai dalam hal ibadah, dan seorang ayah yang selalu menelfon saya ketika saya terlambat pulang kerumah, hal itu bernilai mahal bagi saya. Memang saya akui, remaja seumuran SMA tidak menyukainya, tapi alangkah kehilangannya apabila kehangatan kasih sayang itu sudah berkurang. Memang orang tua saya tetap mengingatkan saya sholat, dll, tapi rasanya tidak seperti dulu lagi.
Selama kuliah saya banyak mendapatkan pengalaman baru, pertama masuk fakultas psikologi adalah hal-hal yang paling mendebarkan bagi saya. Pertama kali mengikuti kegiatan orientasi di kampus adalah hal yang akan saya kenang sampai nanti. Meskipun saya orang yang tergolong baru di kota medan ini, tapi teman saya dengan baik hati bersedia membantu saya apabila saya mengalami kesulitan. Dan sampai saat ini saya mempunyai pengalaman- pengalaman menarik disini.
Dan itu lah yang dapat saya ceritakan disini. Semoga bermanfaat bagi teman-teman semua. Terima kasih
Selasa, 02 Maret 2010
Hasil Diskusi Online Kelompok
Kesimpulan materi No 1 (Psikologi Pendidikan dan Media pembelajaran)
Fungsi Dan Manfaat Media Masssa dalam Pendidikan
Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret, baik dari segi atau konsep maupun faktanya, tetpi belajar sering pula bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya, dan berada dibalik relaitas. Demikian juga dalam proses belajar-mengajar untuk menyampaikan hal-hal yang bersifat konkret dan abstark tersebut tidak bisa hanya mengandalkan beberapa metode yang sering dilakukan pada umumnya, seperti metode ceramah, modul, dan sebagainya, tapi dituntut juga adanya peran media yang dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh guru kepada siswa.Demikian juga karena pada dasarnya belajar merupakan interaksi dan komunikasi dan hal itu tidak akan terjadi tanpa adanya perantara, yaitu “media”.
Dalam hal ini terdapat beberapa penjelasan tentang fungsi media massa tersebut, diantaranya menurut Nana Sudjana (1991) yaitu:
· Penggunaan media dalam proses belajar-mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai sungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situsi belajar mengajar yang lebih efektif
· Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dan keseluruhan situasi belajar. Ini berari bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.
· Media dalam pengajaran, penggunaanya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
· Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
· Penggunaan media pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar-mengajar dan membantu siswa dalam menagkap pengertian yang diberikan guru.
· Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Daftar Pustaka :
Kesimpulan Materi no 2 (Psikologi Pendidikan dan teknologi pembelajaran)
Psikologi pendidikan sebagai Ilmu yg mempelajari tentang bagaimana seorang itu dalam proses pembelajaran, memiliki sumbangsih yang sangat banyak terhadap berbagai prilaku peserta didik dalam belajar,,
sehingga dari sana kemudian akan ada pemikiran untuk merancang suatu desain proses pembelajaran dimana desain ini memudahkan peserta dan juga tenaga ahli dalam memberikan pembelajaran, desain ini terlebih lagi mengarah kepada teknologi yang dirancang dengan juga memperhatikan berbagai metode pengajaran dari berbagai gaya belajar peserta didik....
Daftar Pustaka :
Kesimpulan materi No 3 (Ragam model pembelajaran)
Berbagai macam ragam model pembelajaran merupakan sebuah contoh nyata berkembangnya pendidikan di Indonesia...hal ini menyiratkan bahwa apa e learning bukan merupakan satu-satunya media pembelajaran yang paling baik...masih banyak metode lain yang tidak kalah baik yang patut kita coba.
Daftar Pustaka :
Nama Kelompok :
09-013 Dwika Septian Ihsan
09-047 Sugiman
09-081 Serefi Meilani
09-089 Vina Yuliana
09-099 Cipta Arief Wibawa
Daftar Pustaka :
Munir, M.IT. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta. 2008
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. 2008
Testimoni kelompok
Dwika Septian Ihsan :
Perasaan Aq pembelajaran ini sangat menyenangkan, karena mengapa, disini kita dapat melaksanakan pembelajran tanpa dibatasi ruang dan waktu, kapan pun dan dimana pun...
Cipta Arief wibawa :
Seneng abis deh belajar kayak gini...bisa sambil santai dirumah...hanya saja kendalanya agak kerepotan untuk buat tugas kelompok...karena masih ada temen yang belum ngerti belajar e learning ini.
Vina Yuliana :
menurut saya kuliah online ini sangat menarik meskipun kami kebinggungan mencari dan berdiskusi tentang artikel.
Serefhy meilani :
menurut saya kuliah online ini adalah pengalaman baru yang sangat menarik bagi saya . Saya yang tadinya tidak tau sama sekali tentang g.talk , menjadi sedikit tahu dan ingin lebih menguasainya . dan menurut saya , kuliah online ini menarik dan memacu kreativitas mahasiswa
Sugiman :
wah,ternyata buat tugas secara on-line asyik banget.Selain praktis,cepat,ternyata menghemat waktu juga.disamping itu,aku yg GAPTEK jd bisa dekat dengan yang namanya teknologi.MANTAP LAH…..
Rabu, 24 Februari 2010
Memajukan Pendidikan dengan Teknologi Internet (Tugas 2)
Memajukan Pendidikan dengan Teknologi Internet (Tugas 2)
Ubiquitous Computing
Masa Depan Infrastruktur Informasi dan Ubiquitous Computing Internet sebagai tulang-punggung infrastruktur informasi global, mulai berpengaruh kepada kehidupan akademik maupun sosial kita. Internet menjadi sumber utama informasi, komunikasi, bisnis, dan bahkan menjadi kendaraan politik para politisi. Teknologi komputasi membuat akses ke internet menjadi sangat cepat dan mempertinggi mobilitas. Penggunaan komputer yang terhubung internet secara mobile (bergerak) merupakan hal yang mudah. Teknologi energi memungkinkan komputer semakin ringan dan kecil. Mudah didapatkan, portabel, mudah dioperasikan dan murah. Perkembangan komputer dan internet tersebut memungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer secara kontinyu, di mana saja, kapan saja, tanpa disadarinya. Inilah yang disebut ubiquitous computing.
Istilah ubiquitous sendiri memiliki arti muncul atau terjadi dimana-mana. Sedangkan istilah ubiquitous computing sering dikaitkan dengan Mark Weiser, seorang peneliti di Xerox PARC. Dialah pelopor ubiquitous computing. Menurut Weiser, ubiquitous computing memungkinkan pemakaian beratus-ratus device (alat) komputasi wireless per orang per kantor dalam semua skala. Kemudian komputer menjadi semakin embedded (tertanam dalam suatu alat), semakin pas dan enak, serta semakin natural. Sehingga kita menggunakannya tanpa memikirkannya dan tanpa menyadarinya. Tujuan utamanya adalah "activate the world", mengaktifkan segala yang ada di sekitar kita.
Ubiquitous computing adalah paradigma baru yang dibangun, agar di kemudian hari, setiap benda yang ada di dunia, termasuk manusia itu sendiri menjadi unit-unit yang terintegrasi dalam suatu jaringan besar. Bila bisa dianalogikan, dengan adanya ubiquitous computing, dunia dan segala isinya adalah komputer2 client yang saling terhubung dengan satu server.
E-learning
E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :
• Pembelajaran jarak jauh.
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved.
Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.
• Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
• Pembelajaran formal vs. informal
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
• Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.
Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu:
1. Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
2. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
3. Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
4. Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.
Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh.
E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.
Referensi:
1. Santrock., J. W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
2. Munir., (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
3. http://en.wikipedia.org/wiki/E-learning
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Mark_Weiser
Ubiquitous Computing
Masa Depan Infrastruktur Informasi dan Ubiquitous Computing Internet sebagai tulang-punggung infrastruktur informasi global, mulai berpengaruh kepada kehidupan akademik maupun sosial kita. Internet menjadi sumber utama informasi, komunikasi, bisnis, dan bahkan menjadi kendaraan politik para politisi. Teknologi komputasi membuat akses ke internet menjadi sangat cepat dan mempertinggi mobilitas. Penggunaan komputer yang terhubung internet secara mobile (bergerak) merupakan hal yang mudah. Teknologi energi memungkinkan komputer semakin ringan dan kecil. Mudah didapatkan, portabel, mudah dioperasikan dan murah. Perkembangan komputer dan internet tersebut memungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer secara kontinyu, di mana saja, kapan saja, tanpa disadarinya. Inilah yang disebut ubiquitous computing.
Istilah ubiquitous sendiri memiliki arti muncul atau terjadi dimana-mana. Sedangkan istilah ubiquitous computing sering dikaitkan dengan Mark Weiser, seorang peneliti di Xerox PARC. Dialah pelopor ubiquitous computing. Menurut Weiser, ubiquitous computing memungkinkan pemakaian beratus-ratus device (alat) komputasi wireless per orang per kantor dalam semua skala. Kemudian komputer menjadi semakin embedded (tertanam dalam suatu alat), semakin pas dan enak, serta semakin natural. Sehingga kita menggunakannya tanpa memikirkannya dan tanpa menyadarinya. Tujuan utamanya adalah "activate the world", mengaktifkan segala yang ada di sekitar kita.
Ubiquitous computing adalah paradigma baru yang dibangun, agar di kemudian hari, setiap benda yang ada di dunia, termasuk manusia itu sendiri menjadi unit-unit yang terintegrasi dalam suatu jaringan besar. Bila bisa dianalogikan, dengan adanya ubiquitous computing, dunia dan segala isinya adalah komputer2 client yang saling terhubung dengan satu server.
E-learning
E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :
• Pembelajaran jarak jauh.
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved.
Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.
• Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
• Pembelajaran formal vs. informal
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
• Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.
Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu:
1. Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
2. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
3. Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
4. Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.
Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh.
E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.
Referensi:
1. Santrock., J. W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
2. Munir., (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
3. http://en.wikipedia.org/wiki/E-learning
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Mark_Weiser
Kamis, 11 Februari 2010
Keanekaragaman bahasa mempengaruhi daya kretivitas anak
Menurut buku J.W Santrock, Bahasa adalah bentuk komunikasi lisan tertulis atau tanda yang didasarkan pada pengertian symbol. Ahli bahasa terkenal Noam Chomsky mengatakan bahwa manusia cenderung mempelajari bahasa pada waktu tertentu dengan cara yang tertentu. Bukti paling logis adalah pada anak-anak. Anak jelas tidak belajar secara terpisah dari lingkungannya,perkembangan bahasa mereka tak hanya dipengaruhi oleh faktor biologis saja atau factor sosial saja.
Contohnya saja pada kasus yang dialami oleh adik dari teman saya disaat dia pindah dari kota asalnya ke kota metropolitan Jakarta.Urbanisasi dari daerah ke kota besar untuk sebagian orang tidak menimbulkan masalah, terutama bagi orang dewasa. Karena orang dewasa bisa dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya . Namun bagi anak-anak perbedaan bahasa yang mereka gunakan jelas mempengaruhi daya kreativitasnya.
Untuk anak-anak, mereka akan sulit bersosialisasi jika hanya menguasai bahasa daerah mereka saja..Itu lah yang dialami oleh adik teman saya yang bernama Harri. Perpindahanya dari daerah Pasaman ke Jakarta dikarenakan orang tuanya mengalami pindah tugas
Di kota barunya Harri dimasukkan ke sekolah dasar yang lumayan ternama di Jakarta. Dia bisamemasuki salah satu sekolah favorit tersebut karena dia mempunyai nilai yang cukup memuaskan dan menjadi juara kelas di sekolah sebelumnya.
Pada awal sekolah bapak dan ibu nya tidak mengangggap ada masalah pada diri Harri dengan kekurang mampuan dia untuk menggunakan bahasa Indonesia, setelah masuk sekolah selama 1 semester Harri menunjukan adanya kesulitan.Hal ini terlihat dari nilai hasil akhir ulangan sekolahnya.
Yang menjadi kendala mengapa Harri tidak bisa berprestasi seperti teman-teman lainnya dan ternyata di kelas dia juga kurang aktif, setelah diamati hal ini disebabkan oleh kurang menguasainya Harri akan bahasa Indonesia, padahal di dalam kelasnya bahasa pengantar sehari-hari adalah bahasa Indonesia.
Kasus Harri adalah sebagian contoh kasus kurang menguasainya anak dalam berbahasa yang berpengaruh pada akademik dan sosialnya, , karena kunci utama seorang anak dalam belajar adalah bahasa Indonesia katakanlah kalau anak tersebut tinggal di Indonesia, yang bahasa pengantar di kelasnya dalam pembelajaran adalah bahasa Indonesia.
Menurut vygotsky peran bahasa adalah bahasa memainkan peranan kuat dalam bentuk pemikiran.Sedangkan menurut piaget peranan bahasa adalah kognisi utama mengatur adalah bahasa itu sendiri.
Nah untuk mengatasi kasus yang dimiliki oleh Harri saya mengakaitkannya dengan penerapan teori piagget tentang pendidikan anak
1. Gunakanlah pendekatan konstruksivitis.Senada dengan pandangan aliran konstruksivitas , piaget menekankan bahwa anak-anak akan belajar lebih baik jika mereka aktif dan mencari solusi sendiri. Piaget menentang metode yang memperlakukan anak sebagai penerima pasif. Implikasi pendidikan dari pandangan piaget adalah bahwa semua untuk semua mata pelajaran, murid lebih baik diajari untuk membuat penemuan , memikirkannya, dan mendiskusikannya, bukan dengan menyalin apa-apa yang dikatakan dan dilakukan oleh gurunya
2. Fasilitasi mereka untuk belajar
Guru yang efektif harus merancang situasi yang membuat murid bertindak (learning by doing). Situasi seperti ini akan meningkatkan murid untuk memikirkan penemuan baru
3. Pertimbangkan pengetahuan dan tingkat pemikiran anak
Gurun harus menginterpretasikan apa yang dikatakan murid dan merespon dengan memberikan wacana yang sesuai dengan tingkat pemikiran murid
4. Gunakan penilaian terus menerus
5. Tingkatkan kemampuan intelektual murid
5. Tingkatkan kemampuan intelektual murid
Anak tidak boleh didesak dan ditekan untuk berprestasi terlalu banyak di awal perkembangan mereka sebelum mereka siap.ini adlah cara yang terlalu terburu-buru untuk meningkatkan kemampuan intelektual, menggunakan pembelajaran pasif, dan karenanya tidak akan berhasil
6. Jadikan ruang kelas menjadi ruang explorasi dan penemuan.
6. Jadikan ruang kelas menjadi ruang explorasi dan penemuan.
referensi :
http://en.wikipedia.org/wiki/Noam_Chomsky
http://www.learningandteaching.info/learning/piaget.htm
http://bbs.utdallas.edu/staff_faculty/faculty/santrock.html
http://tip.psychology.org/vygotsky.html
Santrock, J.W (2009) . psikologi pendidikan (edisi 3) . Jakarta: Salemba Humanika
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi . Bandung : CV Alfabeta
Rabu, 10 Februari 2010
diskusi kelompok
kata 1 : Saya melihat ikan mas di kamar hotel yang bernomor 26.
Akhirnya kakiku keseleo kehalaman depan Hotel mewah bintang 10, kulihat secercah sinar harapan ada disana, dan hatiku berkata "barangkali sugiman ada disana.....!". Aku kuatkan langkah kakiku, berderap langkah menuju pintu masuk dengan pengharapan secercah sinar akan menjadi terang benderang...
kata 2 : Dalam 1 aquarium terdapat 30 ekor ikan mas.
kata 3 : Ayam ada 3 ekor.
kata 4 : Telah lebih dari 47 tahun ayam-ayam itu kami pelihara.
kata 5 : Ayam saya mempunyai bulu yang lebih dari 9.
Dijadikan cerita sebagai berikut;
Ketika itu Aku sedang jalan-jalan mencari keberadaan rumah teman lamaku, Aku berjalan kian kemari, tidak jelas arah yang dituju karena memang Aku tidak tahu rumahnya dimana, dmana sekarang pun Aku tidak tahu.
Akhirnya kakiku keseleo kehalaman depan Hotel mewah bintang 10, kulihat secercah sinar harapan ada disana, dan hatiku berkata "barangkali sugiman ada disana.....!". Aku kuatkan langkah kakiku, berderap langkah menuju pintu masuk dengan pengharapan secercah sinar akan menjadi terang benderang...
Luar biasa, pengharapanku dikabulkan dihadapanku menjadi terang benderang, oh tentu rupanya berjejeran lampu neon hotel bergelantungan di singasana loteng. Sedikit kecut tapi lumayan bahagia ujarku dalam hati. Kulangkahkan kakiku, kubuka pintu sekejap silau mataku, dan jantungku terkejut ada 2 orang satpam senyum menyeringai penuh paksaan kepadaku, aku kira dia ingin menangkapku... sekejap kupasang tampang orang kaya.
Aku kemudian naik tangga, Aku tidak mengerti kenapa ketika Aku bertanya lantai dua yang ditunjuk kamar berpintu otomatis buka tutup sendiri dan orang disana selalu berganti, seperti ada suatu ruang rahasia yang sangaat besar disana. ingin rasanya Aku masuk kedalam tapi kutakut kejepit pintu.
****
Aku sampai jua dilantai 2, ada tulisan di tangganya 2nd floor, karena ada 2nya ya udah Aku sok-sok'an ja tahu kalo ini lantai 2. Aku pusing tujuh keliling berjalan mencari kamar manyingkap setiap pintu, ada yang kosong bisa buat kesempatan m*l**g, ada yang ntah lagi apa-apa, macam-macam lah. Akhirnya aku sampai kepenghujung lorong, saya melihat ikan mas di kamar hotel yang bernomor 26, kemudian Aku buka semakin lebar disana ada 3 aquarium. Dalam 1 aquarium terdapat 30 ekor ikan mas, disebelah quarium itu terdapat kandang ayam, ayamnya ada 3 ekor.
Kemudian keluarlah pemilik kamar Hotel ini, karena dia tahu Aku sangat suka dengan Ayam dari wajahku yang sangat kegirangan, dia langsung memulai percakapan
"telah lebih dari 47 tahun ayam-ayam itu kami pelihara," dia juga berkata "ayam saya mempunyai bulu yang tidak lebih dari 9 di setiap ekornya, yang lainnya rontok".
Setelah kami berkenalan, rupanya pemilik ayam dan ikan mas itu adalah Sugiman.
Mataku berbinar-binar, "disini rupanya engkau wahai sahabatku.. Aku hampir tidak mengenali kamu, Kamu sudah banyak berubah wahai sahabatku, sudah 15 th kita tidak bersama dan sekarang lah masanya kita berjumpa diwaktu kamu dan Aku berumur 16 th".
Sugimanpun menangis haru, dan kamipun berpelukan..
"Aku jadi ingat ketika ayahmu berkata Man, Sugiman adalah anak penyayang binatang".
09-013 Dwika Septian Ihsan
09-047 Sugiman
09-081 Serefi Meilani
09-089 Vina Yuliana
09-099 Cipta Arief Wibawa
09-013 Dwika Septian Ihsan
09-047 Sugiman
09-081 Serefi Meilani
09-089 Vina Yuliana
09-099 Cipta Arief Wibawa
Diskusi Kelompok
09-013 Dwika Septian Ihsan
09-047 Sugiman
09-081 Serefi Meilani
09-089 Vina Yuliana
09-099 Cipta Arief Wibawa
Bagaimana pandangan dan penilaian kelompok anda sehubungan dengan kewajiban setiap mahasiswa/i yang mengikuti mata kuliah psikologi pendidikan 3 sks TA 2009-2010 harus memiliki e-mail dan blog ditinjau dari uraian psikologi pendidikan dan fenomena di indonesia medan khususnya?
Menurut kelompok kami kewajiban untuk memiliki e-mail dan blog merupakan sebuah anjuran yang sangat baik ditinjau dari berbagai sisi, terutama dari segi Psikologi Pendidikan yang notabenenya merupakan sarana untuk meneropong segi Psikologis dari Pendidikan Indonesia .
Lebih jauh, dengan adanya kewajiban memiliki blog dan e-mail ini diharapkan sebagai mahasiswa, kita memiliki bekal untuk bisa berpindah dari hanya sekedar pembelajaran tatap muka menjadi kolaborasi antara tatap muka dan e-edutainment ( edukasi elektronik ), apalagi jika melihat pendidikan Indonesia yang mulai mengarah pada Cyber Learning, maka kewajiban memiliki blog dan e-mail rasanya memang hal yang masuk akal.
Kita tidak bisa mentolerir berbagai alasan yang mengatakan bahwa hal itu tidak perlu dilakukan, bagaimanapun juga arus teknologi memang telah menjadikan e-mail dan blog ini sebagai kewajiban bahkan sampai ada ungkapan yang mengatakan e-mail merupakan salah satu kebutuhan hidup dalam berkomunikasi.
Oleh karena itu, kepemilikan e-mail dan blog mutlak diperlukan. Untuk selanjutnya apabila kita kerucutkan sampai pada ruang lingkup Medan, maka kita bisa melihat aktivitas berselancar di dunia maya atau Online ( selanjutnya disingkat OL ) seolah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, dari anak kecil sampai yang sudah berumur telah mengenal aktifitas OL, otomatis hal ini akan berbanding lurus dengan kepemilikan e-mail dan mungkin sebagian besar diantaranya telah memiliki blog.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, kita sebagai insan intelektual harus sudah memiliki e-mail dan blog, terutama untuk pelajar dan mahasiswa. E-mail dan blog sangat membantu para pelajar dan mahasiswa dalam berbagai hal, terutama dalam rangka meningkatkan kreatifitas di dunia pendidikan, berbagi informasi, dan dengan hanya cukup duduk di depan layar kita akan bisa menjelajahi dunia dengan biaya yang relative minim. Akhir kata, marilah kita bersama-sama menggali semua potensi diri guna memperbaiki kwalitas pendidikan di Indonesia ini dengan memanfaatkan berbagi kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi yang kian berkembang.
Demikianlah hasil diskusi yang dapat disimpulkan, dan kami percaya diluar sana masih banyak kepala yang isinya banyak pendapat dan juga pandangan, dan kami akan senang sekali sekiranya ada komentar dan tanggapannya.
Terima kasih atas kunjungannya.
Langganan:
Postingan (Atom)